Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang
digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi
optimal menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gaus
Jordan. penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu
persatu dengan cara perhitungan iteratif. sehingga penentuan solusi optimal
dengan simpleks dilakukan dengan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi.
Metode simpleks ini adalah metode yang biasanya
digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrograman linier yang
kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih. Metode simplex
merupakan sebuah metode lanjutan dari metode grafik. Metode grafik tidak dapat
menyelesaikan persoalan manajemen yang memiliki variabel keputusan yang cukup
besar, sehingga untuk menyelesaikannya dibutuhkan sebuah metode yang lebih
kompleks yaitu dengan menggunakan program komputer QSB ( Quantitative System
For Business) atau menggunakan metode simplex. Dalam kenyataanya penggunaan
komputer lebih efisien, akan tetapi metode dasar yang digunakan dalam
pengoperasian komputer tetap metode simplex.
Metode simplex adalah metode yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan persoalan manajerial yang telah diformulasikan terlebih
dahulu ke dalam persamaan matematika program linear yang mempunyai variable
keputusan mulai dari lebih besar atau sama dengan 2 (dua) sampai multivariable.
Sedangkan metode grafik hanya dapat digunalan apabila jumlah variable keputusan
maksimal 2 (dua) buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu persoalan linear
programing yang diselesaikan dengan metode grafik juga dapat diselesaikan
dengan metode simpleks, sebaliknya suatu persoalan yang hanya bisa diselesaikan
dengan metode simplex tidak dapat diselesaikan dengan metode grafik.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan,
antara lain:
1. Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0)
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif, apabila negatif nilai tersebut harus dikalikan -1.
3. Fungsi kendala dengan tanda “≤ atau ≥” harus diubah ke bentuk “=” dengan menambahkan variabel slack/surplus. Variabel slack/ surplus disebut juga variabel dasar.
1. Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0)
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif, apabila negatif nilai tersebut harus dikalikan -1.
3. Fungsi kendala dengan tanda “≤ atau ≥” harus diubah ke bentuk “=” dengan menambahkan variabel slack/surplus. Variabel slack/ surplus disebut juga variabel dasar.
Langkah-langkah
yang harus dipahami dalam menggunakan metode simpleks, yaitu:
1. Membuat
model matrix LP
2. Merubah
formulasi LP menjadi formulasi standar
Merubah
formulasi biasa ke dalam formulasi standar harus mengikuti kaidah dasar yang
berlaku, yaitu:
- Introduksikan variabel baru
sebagai variable dummy dengan singkatan huruf S sebagai singkatan dari
Slack (kekurangan) atau Surplus (kelebihan)
- Variable slack kita introduksikan apabila kita mempunyai bentuk tanda pembatas lebih kecil atau sama dengan (≤)
- Variabel surplus kita introduksikan apabila kita mempunyai bentuk tanda pembatas lebih besar dari atau sama dengan (≥)
3. Menyiapkan table simplex awal
Cj
|
||||||||
Ci
|
BV
|
X1
|
X2
|
Xn
|
S1
|
S2
|
Sn
|
Bi
|
S1
|
||||||||
S2
|
||||||||
Sn
|
||||||||
Zj
|
||||||||
Cj-ZJ
|
Penjelasan
penggunaan tabel simplex :
a. Kolom Baris
·
Kolom baris selalu
ada dan ditempatkan di kolom paling kiri setelah Ci
·
Untuk kolom tabel
awal variabel yang pertama kali kita tulis pada kolom ini adalah:
o
Variabel tambahan
yang bertanda positif seperti slack variable
o
Artifisial variabel
Oleh karena itu,
surplus variabel tidak pernah kita masukan ke dalam kolom basis pada tabel awal
b. Kolom Cj
Kolom koefisien
fungsi tujuan diletakan pada baris pertama tabel awal simplex. Angka koefisien
dapat kita lihat pada fungsi tujuan formulasi standar daro persoalan yang
dihadapi.
c. Kolom diantara
kolom Cj dan kolom paling kanan atau kolom nilai ruas kanan
Jumlah kolom ini
bervariasi tergantung berapa jumlah variabel yang ada di dalam fungsi tujuan
formulasi standar. Oleh karena itu apabila terjadi kesalahan dalam membuat
formulasi standar maka penyelesaian persoalan dengan metode simplex juda akan
salah.
d. Kolom nilai ruas
kanan (NRK atau Bi)
Pada kolom ini,
dituliskan nilai ruas kanan dari setiap batasan yang ada di dalam setiap
persoalan yang dihadapi.
e. Jumlah baris
Jumlah baris di
antara baris Basic variabel dengan baris Zj tergantung dari berapa buah batasan
yang kita hadapai di dalam perseoalan.
f. Baris Zj
Baris Zj digunakan
untuk mendapat nilai Shadow Price atau Nilai Merginal Value Product dari setiap
variabel yang kita hadapi. Angka yang akan kita tuliskan pada baris Zj ini
adalah angka hasil penjumlahan perkalian setiap koefisien dari variabel yang
tertera dalam kolom baris dengan angka-angka di dalam Matrix
g. Baris Cj-Zj
Baris ini bermanfaat
bagi kita untuk melihat kapan kita berhenti melakukan iterasi atau baris yang
dapat membantu kita menentukan apakah penyelesaian optimal telah kita capai.
4. Memasukan nilai-nilai dan variable dalam formulasi
standar ke dalam tabel awal5. Melakukan proses literasi
a. Tentukan kunci kolom (pivot coloum)
Caranya adalah memilih nilai Cj-Zj yang terbesar dan positif.
b. Tentukan kunci baris (pivot row)
Caranya adalah memilih dasil bagi antara NRK dengan angka-angka yang ada dalam kolom kunci, kemudian pilih hasil bagi yang terkecil dan positif. Hasil bagi dengan nilai negative, nol dan tak terhingga tidak dapat dijadikan sebagai kunci baris.
c. Cari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua angka yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada persilangan baris kunci dengan kolom kunci.
d. Mencari angka baru pada baris yang lain dengan rumus:
Angka baru = nilai pada baris lama – (perkalian koefisien pada kolom kunci dengan angka baru baris kunci)
e. Apabila sosialisasi optimal belum ditemukan maka kembali ke langkah 5a di atas, sehingga nilai yang terdapat pada baris Cj-Zj ≤ 0.
6. Menentukan apakah penyelesaikan optimal sudah tercapai
7. Membuat kesimpulan jawaban
Contoh
penyelesain program linier dengan menggunakan metode simpleks
PT Yummy food memiliki sebuah pabrik yang akan
memproduksi dua jenis produk yaitu vanilla dan violette. Untuk memproduksi
kedua produk tersebut diperlukan bahan baku A, bahan baku B dan jam tenaga
kerja. Maksimum pengerjaan bahan baku A adalah 60kg per hari, bahan baku B 30kg
per hari dan tenaga kerja 40jam per hari. Kedua jenis produk memberikan
sumbangan keuntungan sebesar Rp40,00 untuk vanilla dan Rp30,00 untuk violette.
Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap produk
yang akan diproduksi setiap hari. Kebutuhan setiap unit produk akan bahan baku
dan jam tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini
Jenis bahan baku dan tenaga
kerja
|
Kg bahan baku dan jam tenaga
kerja
|
Maksimum Penyediaan
| |
Vanilla
|
Violette
| ||
Bahan baku A
|
2
|
3
|
60Kg
|
Bahan baku B
|
-
|
2
|
30Kg
|
Tenaga Kerja
|
2
|
1
|
40jam
|
Sumbangan keuntungan
|
Rp40,00
|
Rp30,00
|
Penyelesaian:
Z = Rupiah keuntungan per hari
X1 = Jumlah vanilla yang diproduksi/hari
X2 = jumlah violette yang diproduksi/hari
Langkah 1
Formulasi LP (bentuk standar
Fungsi tujuan : Zmax = 40X1 + 30X2
Fungsi kendala : I. 2X1 + 3X2 ≤ 60
II. 2X2 ≤ 30
III. 2X1 + 1X2 ≤ 40
IV. X1,X2 ≥ 0
Diubah menjadi:
2X1 + 3X2 + S1 + 0S2 + 0S3 = 60
2X2 + 0S1 + S2 + 0S3 = 30
2X1 + 1X2 + 0S1 + 0S2 + S3 = 40
40X1 + 30X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3
C1 = 40, C2 = 30, C3 = 0, C4= 0, C5 = 0
Langkah 2
Tabel simplex awal masalah PT Yummy Food
Cj
|
40
|
30
|
0
|
0
|
0
|
||
Ci
|
BV
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
Bi
|
0
|
S1
|
2
|
3
|
1
|
0
|
0
|
60
|
0
|
S2
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
30
|
0
|
S3
|
2
|
1
|
0
|
0
|
1
|
40
|
Zj
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Cj-ZJ
|
40
|
30
|
0
|
0
|
0
|
Langkah 3
Apakah tabel tersebut sudah optimal?
Belum, karena tabel optimal bila
nilai yang terdapat pada baris Cj – Zj ≤ 0
Langkah 4
Penyelesaian dengan cara iterasi
1. Menentukan kolom
kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai Cj-Zj terbesar yaitu kolom x1. Dengan
demikian x1 akan masuk dalam basis
2. Menentukan baris
kunci, yaitu baris yang memiliki angka indeks terkecil dan bukan negatif. Dalam
hal ini baris s3. Dengan demikian s3 akan keluar dari basis dan tempatnya akan
digantikan oleh x1
3. Menetukan angka
kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada persilangan kolom kunci
dengan baris kunci, dalam hal ini angka kunci = 2
4. Mencari angka baru
yang terdapat pada baris kunci, dengan cara membagi semua angka yang terdapat
pada baris kunci dengan angka kunci
Angka
baru = 40/2, 2/2, ½, 0/2, 0/2, ½ ; atau = 20, 1, ½,
0,0 ½
5. Mencari angka baru
pada baris lain, yaitu :
Baris
S1
Angka
lama =
[ 60 2 3 1 0 0 ]
Angka
baru =
[ 20 1 ½ 0 0 ½] (2)
Angka
baru =
[20 0 2 0 0 -1]
Baris S2
Angka
lama =
[ 30 0 2 0 1 0]
Angka
baru =
[ 20 1 ½ 0 0 1/2] (0)
Angka
baru =
[ 30 0 2 0 1 0]
Hasil perhitungan
di atas, akan nampak pada tabel baru simplex yaitu tabel yang merupakan hasil
iterasi pertama.
Cj
|
40
|
30
|
0
|
0
|
0
|
||
Ci
|
BV
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
Bi
|
0
|
S1
|
0
|
2
|
1
|
0
|
-1
|
20
|
0
|
S2
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
30
|
40
|
X1
|
1
|
½
|
0
|
0
|
½
|
20
|
Zj
|
40
|
20
|
0
|
0
|
20
|
||
Cj-ZJ
|
0
|
10
|
0
|
0
|
0
|
Tabel iterasi 1
belum optimal sehingga harus diulang langkah di atas dan akan di dapat tabel
iterasi 2:
Cj
|
40
|
30
|
0
|
0
|
0
|
||
Ci
|
BV
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
Bi
|
30
|
X1
|
0
|
1
|
½
|
0
|
-1/2
|
10
|
0
|
S2
|
0
|
0
|
-1
|
1
|
1
|
10
|
40
|
S3
|
1
|
0
|
-1/4
|
0
|
¾
|
15
|
Zj
|
40
|
30
|
5
|
0
|
15
|
||
Cj-ZJ
|
0
|
0
|
-5
|
0
|
-15
|
900
|
Solusi optimum tabel iterasi 2 menunjukan bahwa total nilai Z = 900
dengan masing-masing variabel keputusan X1 = 15 dan X2 = 10.
Variabel basis
|
Koefisien fungsi tujuan
|
Nilai variabel basis
|
|
X2
|
30
|
10
|
300
|
S2
|
0
|
10
|
0
|
X1
|
40
|
15
|
600
|
JUMLAH
|
900
|
KESIMPULAN
1. Pada tabel iterasi
2 merupakan tabel akhir simplex, dengan solusi optimal adalah :
X1
(vanilla) =
15 unit
X2
(violette) =
10 unit
Z
(keuntungan) =
Rp 900,00
2. Kendala kedua (bahan
baku B) masih tersisa sebanyak 10 Kg yang ditunjukan oleh nilai S2 =10, pada
tabel optimal
3. Kendala 1 dan 3
tidak ada sisa (full capacity), yang ditunjukan oleh nilai S1 = S3 =
0 (variabel nonbasis). Hal ini juga dapat dibuktikan dengan memasukan
nilai S1 dan S2 ke dalam kendala 1 dan 3.
Kendala
1 : 2X1 + 3X2 = 60
2 (15) + 3 (10) = 60
60 = 60
Bahan baku yang
digunakan = yang tersedia
Kendala 3
: 2X1
+ 1X2 = 40
2 (15) + 1(10) = 40
40 = 40
Jam kerja yang digunakan =
yang tersedia
Sumber :
http://martinkoa.blogspot.co.id/2016/05/operasi-riset-program-linear-dengan.html
kok banyak sih dy??? -_-
BalasHapusizin ngestalk yaa mba dyah :D
BalasHapusWkwkwkwk, itu udah di singkat mbaee. Materinya kan beda '-'?
BalasHapus