Kamis, 10 Januari 2019

Penampakan Tuned Mass Dampers pada gedung Taipei 101 (Universitas Gunadarma Review)

                                           

Gedung pencakar langit banyak dibangun di daerah perkotaan yang lahannya sempit dimana gedung tersebut dapat difungsikan sebagai perkantoran atau hunian. Ketinggian minimum bangunan pencakar langit adalah 150 m. Pada saat ini sudah banyak gedung pencakar langit di dunia salah satu yang tertinggi adalah Burj Khalifa dengan ketinggian 828 m di Dubai, Uni Emirat Arab.

Seperti kita tahu semakin tinggi bangunan maka semakin besar juga tekanan angin yang diterima. Pada hari yang sangat berangin, gedung pencakar langit tertinggi dapat bergoyang hingga tiga kaki di setiap sisi. Bangunan itu mungkin baik – baik saja, tetapi gerakan yang ditimbulkan bisa sangat tidak nyaman bagi penghuninya. Selain itu pula diperlukan pondasi yang dalam dan lebar agar mampu menopang gedung itu sendiri.

Para engineers telah menemukan solusi untuk meminimalisir getaran tersebut salah satunya Tuned Mass Damper atau TMD biasa digunakan pada gedung pencakar langit dimana pada lantai atas di berikan bandul yang berfungsi untuk mereduksi atau mengurangi amplitudo getaran dengan menyerap energy kinetik dari system (gerakan/getaran gedung tinggi).

Dahulu TMD diletakan di area yang tersembunyi namun hal itu berubah sejak tahun 2004 ketika gedung Taipei 101 selesai di bangun di Taiwan, TMD di buka untuk public dan turis kita juga dapat melihat video pergerakan tersebut saat terjadi gempa bumi di Sichuan tahun 2008.




                                          Tuned Mass Dampers pada gedung Taipei 101                                             



Lalu bagaimana cara tuned mass damper bekerja?


                                           a                                               b




Pada percobaan tersebut bandul di umpakan sebagai tuned mass damper.

Gambar a : ketika bangunan tidak menggunakan tuned mass damper (kondisi bandul dikunci)
Energy kinetik bangunan memang ditransfer ke bandul pada awalnya, tetapi karena tidak ada redaman, bandul mentransfer energy kembali ke gedung. Jadi alih – alih mengurangi amplitude bandul hanya terus menerus menukar energy kinetik dengan bangunan.

Gambar b : ketika banguan menggunkan tuned mass damper
Ketika bandul berhenti berayun, sisa goyangan mengikuti redaman alami bangunan itu snediri tapi sebagian besar energy kinetic telah hilang oleh peredam, sehingga amplitude jauh lebih rendah.

Untuk lebih jelasnya berikut video penggambaran sederhana system atau cara Tuned Mass Damper bekerja :




SUMBER                   : https://practical.engineering/blog/2016/2/14/tuned-mass-dampers-in-skyscrapers
Nama Mahasiswa        : Dyah Ayu Septiningrum
NPM                            : 12315084
Kelas                           : 4TA06
Nama Dosen Pengajar: I Kadek Bagus Widana Putra, S.T., M.T.
Universitas & Jurusan: Universitas Gunadarma & Teknik Sipil Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar